Langsung ke konten utama

MODUL 1.4: KONEKSI ANTAR MATERI

Sebagai seorang guru saya harus memiliki kemampuan dalam mewujudkan budaya positif di kelas maupun di sekolah dengan menerapkan:

  1. Disiplin Positif
  2. Memahami Motivasi Perilaku Manusia Berkaitan Dengan Hukuman Dan Penghargaan
  3. Posisi Kontrol Guru
  4. Pembuatan Dan Penerapan Keyakinan Kelas /Sekolah
  5. Penerapan Segitiga Restitusi

Disiplin Positif 

Disiplin positif adalah cara penerapan disiplin yang mengajarkan anak bertanggung jawab dan menumbuhkan kesadaran diri berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Disiplin positif lebih ke arah disiplin diri yang dapat mengontrol diri dalam melakukan segala tindakan. Disiplin positif membuat murid memahami dan menyadari berdasarkan motivasi internal, bukan motivasi eksternal

Motivasi Perilaku Manusia

Motivasi perilaku manusia dibedakan menjadi dua yaitu motivasi eksternal dan motivasi internal. Motivasi eksternal dapat berupa upaya menghindari ketidaknyamanan atau hukuman. Selain itu juga dapat berupa upaya untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain. Sedangkan motivasi internal adalah upaya untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai kebajikan yang diyakini.

Posisi Kontrol Guru

Posisi kontrol guru dalam menyelesaikan masalah pelanggaran murid terhadap keyakinan kelas atau sekolah dibagi menjadi lima yaitu:

  1. Penghukum
  2. Pembuat Rasa Bersalah
  3. Teman
  4. Pemantau
  5. Manajer

Posisi kontrol yang terbaik dalam menyelesaikan masalah pelanggaran murid adalah posisi kontrol sebagai manajer. Posisi kontrol manajer adalah posisi posisi di mana guru BERBUAT SESUATU BERSAMA DENGAN MURID, MEMPERSILAKAN MURID MEMPERTANGGUNGJAWABKAN PERILAKUNYA, MENDUKUNG MURID AGAR DAPAT MENEMUKAN SOLUSI atas permasalahannya sendiri. 

Keyakinan Kelas

Guru berperan dalam mewujudkan terbentuknya keyakinan kelas dengan adanya KESEPAKATAN antara guru dan murid. Keyakinan kelas berupa pernyataan universal yang MUDAH DIINGAT, DIPAHAMI, dan harus DITERAPKAN di lingkungan sekolah/kelas.

Kebutuhan Dasar Manusia

Berikut adalah lima kebutuhan dasar manusia: 
  1. Bertahan Hidup
  2. Kasih Sayang dan Rasa Diterima
  3. Kebebasan
  4. Kesenangan
  5. Penguasaan

Segitiga Restitusi

Guru berperan sebagai manajer menggunakan segitiga restitusi dalam penyelesaian masalah melalui 3 tahapan:
  1. MENSTABILKAN IDENTITAS
  2. VALIDASI TINDAKAN YANG SALAH
  3. MENANYAKAN KEYAKINAN
Segitiga restitusi bertujuan untuk menghasilkan murid yang mandiri dan bertanggung jawab.

Keterkaitan antara budaya positif dengan filosofi KHD, nilai dan peran guru penggerak, serta visi guru penggerak dapat digambarkan sebagai berikut.



REFLEKSI

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Saya sudah memahami konsep inti pada modul budaya positif tentang Disiplin Positif, Teori Kontrol, Teori Motivasi, Hukuman Dan Penghargaan, Posisi Kontrol, Kebutuhan Dasar Manusia, Keyakinan Kelas, Segitiga Restitusi. Semua konsep tersebut perlu diresapi dan diwujudkan dalam perbuatan serta dibagikan kepada warga sekolah.

Hal menarik di luar dugaan saya adalah tentang penghargaan yang justru berdampak kurang baik untuk murid yaitu MERUSAK HUBUNGAN, MENGURANGI KETEPATAN, MENURUNKAN KUALITAS, MEMATIKAN KREATIVITAS, DAN MENGHUKUM.

Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun di sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Saya menjadi tahu bahwa posisi kontrol yang selama ini saya lakukan adalah sebagai PENGHUKUM, PEMBUAT RASA BERSALAH dan PEMANTAU. Sedangkan cara yang seharusnya adalah sebagai MANAJER agar siswa menjadi manajer bagi dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah.

Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda? Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?

Saya telah mencoba menangani siswa yang sering tidur saat pembelajaran dan tugas-tugas yang belum dikumpulkan dengan menerapkan segitiga restitusi melalui langkah MENSTABILKAN IDENTITAS, VALIDASI TINDAKAN YANG SALAH dan MENANYAKAN KEYAKINAN

Saya merasa terdorong untuk terus meningkatkan KUALITAS DIRI dalam memberikan LAYANAN kepada murid dalam BELAJAR maupun dalam MENYELESAIKAN MASALAH yang mereka hadapi berkaitan dengan budaya positif di sekolah

Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?

Hal yang sudah baik menurut saya adalah murid sudah mulai bisa menemukan PENYEBAB MASALAH pelanggaran keyakinan kelas dan SOLUSI UNTUK MASALAH tersebut. Murid juga bisa memberikan masukan terkait proses pembelajaran yang mereka harapkan.
Yang harus saya tingkatkan adalah kemampuan dalam posisi kontrol sebagai manajer

Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini,  posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?

SEBELUM MEMPELAJARI MODUL ini posisi kontrol yang selama ini saya lakukan adalah sebagai PENGHUKUM, PEMBUAT RASA BERSALAH dan PEMANTAU. Perasaan saya CEMAS, apakah murid dapat berubah atau justru semakin parah pelanggarannya karena murid tidak diarahkan untuk menemukan solusi mereka.

SETELAH MEMPELAJARI MODUL ini, saya menerapkan posisi kontrol sebagai MANAJER dalam penyelesaian masalah murid. Saya merasa lebih TENANG karena siswa dapat diajak BERDISKUSI untuk menemukan SUMBER MASALAH dan mencari alternatif SOLUSI untuk mengatasinya.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktikkan dan bagaimana Anda mempraktikkannya?

PERNAH menerapkan segitiga restitusi tetapi sebatas pada tahap MENSTABILKAN IDENTITAS dengan memberi pernyataan “YANG LALU BIARLAH MENJADI PELAJARAN, KARENA MANUSIA PASTI PERNAH MELAKUKAN KESALAHAN”.

Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Hal lain yang penting dipelajari adalah bagaimana caranya agar konsep tentang BUDAYA POSITIF juga dipahami oleh ORANG TUA sehingga budaya positif tidak hanya ada di SEKOLAH tetapi juga di KELUARGA sebagai tempat pendidikan yang paling awal dari seorang murid




Komentar